Gubernur Sumsel Jamin Keamanan Wong Papua yang Tinggal di Bumi Sriwijaya

Palembang, IDN Times - Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru menjamin keamanan bagi Wong Papua yang tinggal dan menetap di Bumi Sriwijaya, baik yang bekerja, sekolah atau pun menetap.
Menurut gubernur, munculnya ungkapan rasis yang menimbulkan kemarahan warga Papua seperti di Surabaya, tidak akan terjadi di Sumsel. Karena Wong Sumsel sangat paham akan perbedaan.
"Indonesia itu beragam, kita harus saling jaga dan saling menghormati. Kita semua harus berperan aktif dalam memberikan kenyamanan itu," katanya, Rabu (21/8).
1. Sumsel sangat jarang terjadi kerusuhan antar etnis dan agama

Sumsel menjadi salah satu Provinsi yang terkenal jarang terlibat kerusuhan antar etnis dan agama. Dirinya berharap bagi masyarakat tetap berusaha menjaga kerukunan yang ada agar kejadian yang terjadi di Surabaya ataupun Papua tidak ikut memanas di Sumsel.
"Di Sumsel ini banyak juga warga Papua. Bukan hanya mereka yang bekerja dan sekolah atau kuliah, namun ada juga keluarga-keluarga yang sudah lama menetap di Sumsel," jelas dia.
2. Sumsel adalah Zero Conflict

Herman Deru mengungkapkan, pihaknya meyakini bahwa simbol zero conflict yang digaungkan Sumsel, menjadi semangat bagi sikap penolakan terhadap semua bentuk di tengah masyarakat. Karena keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan hal terpenting yang harus tetap di jaga.
"Sejauh ini kita yakini bahwa Sumsel selalu zero conflict dan memang sampai saat ini tidak pernah ada masalah," ungkap dia.
3. Semua pihak komit jaga keamanan Sumsel

Untuk memastikan keamanan tersebut, Pemprov Sumsel bersama pihak berwajib sudah komitmen menjaga keamanan. Pihaknya juga tidak membedakan perlakuan hak masyarakat, karena semuanya memiliki hak yang sama.
"Pemprov Sumsel bersama pihak berwajib menjamin keamanan saudara sekalian yang tinggal dan hidup di sini. Nyaman-nyaman sajalah di Sumsel," tegas Herman Deru.
4. PWNU Sumsel minta jaga toleransi

Sementara, Rais Syuriah PWNU, Sumsel, KH Affandi menilai, saat ini masyarakat harus terus menjaga toleransi. Karena hal itu bagian kenyataan hidup di tengah-tengah masyarakat yang majemuk terdiri dari ragam, suku dan agama.
"Toleransi harus kita bangun untuk menghindari konflik. Semua makhluk hidup adalah ciptaan Allah, buat apa kita cerca, Allah saja masih memberikan kesempatan hidup dan memberikan rejekinya," tandas dia.

















