Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rais Syuriyah PWNU Sumsel Nilai Ceramah UAS Didasari Kekhilafan

Palembang, IDN Times -Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Selatan (Sumsel), KH Affandi mengatakan, ceramah dari Ustad Abdul Somad (UAS) yang berbuntut dilaporkannya oleh salah satu pihak ke Mabes Polri, hanyalah sebuah kekhilafan.

"Seorang penceramah juga manusia yang tidak lepas dari kesalahan. Apa yang saya ikuti dari yang disampaikan dia (UAS) selama ini baik-baik saja, mungkin terjebak khilaf, manusia kadang-kadang keliru," jelas dia ketika ditemui di Kantor PWNU Sumsel, Rabu (21/8).

1. Terkait masalah hukum, biarkan Polisi yang menentukan benar salahnya

IDN Times/Rangga Erfizal
IDN Times/Rangga Erfizal

Sikap seorang ulama, menurut KH Affandi, dalam memberikan ceramah itu haruslah menyejukkan. Karena apa yang disampaikan juga dalam porsi mewujudkan Islam yang Rahmatan lil Alamin sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW.

"Selama ini kan positif, Insyallah dia (UAS) orang yang baik," jelas dia.

Terkait adanya soal laporan ke Bareskrim, Affandi meminta, semua pihak menyerahkan proses hukum tersebut ke kepolisian untuk menilai dari segi hukum bersalah atau tidak.

"Kalau soal laporan ke polisi saya tidak tahu sejauh mana. Polisi ada hak untuk menyelidiki dan menghukum salah atau tidak. Mungkin hanya keliru," jelas dia.

2. Pemuka agama sebaiknya beri contoh yang menyejukkan

IDN Times/Rangga Erfizal
IDN Times/Rangga Erfizal

Affandi menuturkan, sebagai bangsa yang besar dengan keanekaragaman manusianya, maka penting bagi setiap pemuka agama untuk memberikan contoh menyejukkan dan tidak boleh saling menjatuhkan antar agama.

"Toleransi harus kita bangun, apa lagi kita menuju dan kembali kepada tauhid, semua makhluk hidup adalah ciptaan Allah, buat apa kita cerca, Allah saja masih memberikan kesempatan hidup dan memberikan rejekinya," ujar dia.

Affandi melanjutkan, kalau sudah memahami Tauhid, maka setiap orang dapat hidup sesuai dengan jalan Allah, dan perpecahan dapat dihindari.

"Kita sesuai jalan Allah damai-damai saja, sebab jelas, Rasul saja hidup berdampingan dengan non Muslim. Kecuali dia musuh kita dan menyerang, baru boleh kita musuhi," ujar dia.

3. Indonesia sudah sepakat menjaga toleransi

IDN Times/Rangga Erfizal
IDN Times/Rangga Erfizal

Selain itu, terang Affandi, jejak Rasulullah yang harus dipahami ketika mengingat toleransi yang harus dibangun di Indonesia saat ini, adalah ketika membangun Madinah.

"Toleransi di Madinah itu luar biasa, Nabi Muhammad bahkan merangkul orang-orang kafir. Kafir itu dibagi-bagi jenisnya. Kita tinggal di Indonesia sudah kesepakatan untuk menjaga toleransi," terang dia.

Affandi mencontohkan, bahwa di kampungnya saat ini berdiri pondok pesantren yang bersebelahan langsung dengan gereja dan Muhammadiyah. Namun, belum pernah ada bentrok karena saling menghormati satu sama lain.

4. Semua pihak sebaiknya menahan diri

IDN Times/Rangga Erfizal
IDN Times/Rangga Erfizal

Terkait laporan terhadap UAS, Affandi meminta masyarakat tidak terpancing untuk berlaku di luar kendali. Dirinya memastikan, kalau ceramah tersebut merupakan bentuk khilaf dari Ustad Abdul Somad.

"Ceramah itu jelas khilaf, sebab tugas ulama harus seperti nabi kita Muhammad. Untuk masyarakat jangan sampai terpancing, seharusnya kita nahdiyin harus menahan diri. Toleransi penting, kita kembalikan kepada Allah," tandas dia.

Share
Topics
Editorial Team
Rangga Erfizal
EditorRangga Erfizal
Follow Us

Latest News Sumatera Selatan

See More

artikel news sumsel

12 Jun 2025, 13:46 WIBNews