Pengen Lihat Alquran Terbesar di Dunia, Yuuk... ke Palembang

Palembang, IDN Times -Berasa damai, dingin dan tenang. Suasana seperti itulah yang dirasa ketika berada di satu ruangan komplek pesantren Al Ihsaniyah, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Betapa tidak, karena komplek yang berada di Jalan M Amin Fauzi, Soak Bujang, RT 03, RW 01, Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus itu, pada tiap-tiap dindingnya penuh dengan ukiran ayat-ayat suci Alquran yang ditampilkan dari jendela-jendela besar.
Itulah Alquran Al Akbar, replika kitab suci berukuran raksasa dengan bahan dasar kayu tembesu dengan padu padanan ukiran khas Palembang. Campuran warna khas Palembang dengan sentuhan warna merah dan emas, menjadi daya tarik tersendiri untuk Alquran yang tingginya hampir mencapai 10 meter tersebut.
Pada setiap lembar pahatan ayat suci Alquran memunculkan warna dasar kayu coklat, berpadu dengan huruf arab timbul warna kuning dengan ukiran motif kembang di bagian tepi ornamennya.
Siapapun yang datang akan takjub membayangkan perjuangan para pemahat dalam membuat kaligrafi di pahatan kayu. Proses pembuatannya sendiri memakan waktu relatif lama, sekitar tujuh tahunan.
1. Sempat Terbengkalai

Awalnya, sebelum Alquran Al Akbar menjadi satu destinasi wisata religi di Kota Pempek, hasil ukiran-ukiran indah ayat-ayat Alquran itu sempat terbengkalai. Karena pembangunan Alquran Al Akbar ini sejatinya akan diletakan di kawasan Masjid Agung Palembang. Lantaran dianggap terbengkalai, akhirnya lokasi pertama dipindahkan.
"Dahulunya Alquran ini diletakkan di Masjid Agung sehingga terkesan terbengkalai," ungkap Pengurus Alquran Al Akbar, Palupi Idris kepada IDN Times.
2. Belum terpasang seluruh karena terbatas tempat

Idris mengungkapkan, untuk sementara ini bangunan Alquran Al akbar hanya terdiri dari 5 lantai, yang setiap lantainya berisi juz Alquran dari 1 sampai 30. Pada lantai pertama terdiri dari juz 1 hingga 5, lantai ke dua juz 6 hingga 10, lantai ke tiga juz 11 hingga 15 dan lantai ke empat juz 16 hingga 20.
Sedangkan untuk juz 20 hingga 30, hingga kini masih disimpan karena keterbatasan tempat. Alquran ini sendiri terdiri dari 315 keping kayu dengan 630 halaman.
3. Digagas dari tahun 2002

Palupi Idris menuturkan, Alquran Al Akbar ini dibuat sejak tahun 2002 oleh seorang ustad dan penceramah di kota Palembang yakni, Syofwatillah Mohzaib.
Dalam perjalanan selama masa pemahatan dan pembuatannya, Alquran raksasa ini membutuhkan waktu sekitar 7 tahun dan dana yang tidak sedikit mencapai Rp1,2 miliar. Dengan besarnya biaya pembuatan tersebut, maka banyak juga beberapa tokoh nasional dan lokal ikut membantu pendanaannya.
4. Jumlah pengunjung meningkat saat ramadan dan lebaran

Nah seperti tahun-tahun sebelumnya, saat masuk Bulan Ramadan Alquran Al Akbar mengalami peningkatan kunjungan, utamanya wisatawan lokal. Sore hari hingga jelang berbuka puasa, menjadi fase yang ramai disinggahi pengunjung.
"Untuk jumlah kunjungan selama bulan puasa ada peningkatan. Tetapi, tidak terlalu banyak. Jam kunjungan ramai terjadi setiap menjelang sore. Pengunjung datang sembari menunggu berbuka puasa. Dari data kita pengunjung yang datang berasal dari luar daerah kota palembang sumatera selatan diantaranya, Aceh, Jakarta, Bandung, Jogja, Makasar, Medan dan Bengkulu," ujar dia.
Alquran Al Akbar juga buka seperti biasa dari jam 9 pagi hingga menjelang waktu berbuka puasa. Puncak kenaikan pengunjung akan bertambah H+3 Idul Fitri.
"Selamo bulan puasa kami tetap buka seperti biasa dari jam 9 pagi sampai menjelang berbuka puasa. Sedangkan untuk perkiraan kenaikan kunjungan bisa mencapai 2 kali lipat dari hari biasa. Prediksi kita peningkatan akan berlangsung pada H+3 lebaran," tandasnya.










